Pesan Produk Sekarang

Evolusi berTuhan

Tentunya, dalam kitab-kitab yang kita imani sebagai kebenaran mutlak tak terbantahkan, seperti Alquran bagi Muslim, Bible bagi Nasrani, dan Taurat bagi Yudaisme, Tuhan yang Esa, yang menciptakan kosmos ini dari yang sebelumnya tiada menjadi ada-creatio ex nihilo- (walaupun tidak semuanya sepakat tentang hal ini), telah mengenalkan diriNya kepada umat manusia, dimulai dari zaman Adam as. sampai zaman manusia modern.

Tapi ternyata, dari berbagai zaman yang telah dilalui manusia, ternyata Tuhan yang Esa tidak menampakkan diriNya selalu sama dihadapan manusia. Kita tentu masih ingat ketika Musa as masih bertugas menyampaikan wahyuNya kepada bangsa Israel, ketika Musa as pulang dari berkhalwat di Gunung Sinnai selama 40 Hari dan menemukan umatnya telah kembali sesat dengan menyembah patung anak sapi yang dibuat oleh mereka sendiri, disertai dengan ritual-ritual pagan yang sarat akan tindakan-tindakan kebinatangan, maka Yahweh (panggilan bagi Tuhan Yang Esa untuk bangsa Yahudi) segera berfirman kepada Musa as untuk menyampaikan kepada umatnya, bahwa barangsiapa yang masih takut akan azab dari Yahweh, maka harus segera bertobat dengan cara melakukan bunuh diri massal. Subhanallah, betapa kejamnya syariat pada masa itu.

Dalam Perjanjian lama : Kitab Imamat pasal 3, dijelaskan secara rinci bagaimana Yahweh berfirman kepada Musa as tentang syariat yang harus dijalankan bangsa Israel. Syariat yang dimaksud adalah berkaitan dengan persembahan yang harus diberikan kepada Yahweh lewat para Imam. Sehingga diakhiri dengan kalimat ”inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun temurun di segala tempat kediamanmu : janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.”
Penampakan Tuhan yang begitu keras dan kejam kepada bangsa Israel pada saat itu, karena memang bangsa Israel dianggap sebagai bangsa yang keras kepala. Mereka hanya mendekati Tuhan jika dalam keadaan payah dan susah belaka, tapi selalu beradu mulut dengan para Nabi mereka setiap Tuhan berfirman lewat sabda-sabda mereka. Tidak heran jika Alquran menggambarkan bangsa Israel sebagai orang-orang yang ingkar seperti dalam QS Albaqarah : 89 ”Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu”

Hal ini bertolak belakang pada saat Isa as bertugas menyampaikan firmanNya di kota Nazareth dengan membawa misi Tauhid kepada Imperium yang masih kafir, Tuhan menampakkan diriNya begitu lembut kepada umat Nabi Isa as. Sehingga banyak para ahli mengatakan, bahwa benih-benih asketis timbul dari agama Nasrani, kemudian diteruskan kepada agama-agama lain, terutama yang serumpun (Baca: agama samawi). Bahkan, kecenderungan antropomorfisme ( penyerupaan Tuhan pada sifat-sifat manusia) dalam masa setelah Yesus wafat semakin besar. Dengan doktrin mereka yang terkenal sebagai trinitas, tiga dalam satu, yang sangat membingungkan dalam alam pikiran orang modern, terutama dalam ranah filosofis. Hal ini sekali lagi karena imbas dari terlalu ”ramah”nya Tuhan menjelma dalam nadi umat Isa as pada saat itu sebagai Tuhan yang benar-benar Maha Kasih, dan sangat minimal azab. Sehingga, kata orang Nasrani, penjelasan tentang tiga dalam satu tidak dapat dijelaskan melalui pendekatan Logis-Rasional-filosofis, namun harus malalui pendekatan asketis-subjektif-sufistis. Tidak heran jika kehidupan para pemuka agama Nasrani sangat mengekang hawa nafsu, termasuk sifat-sifat biologis manusia yang bersifat fitrah.

Ketika zaman terang benderang muncul, ditandai dengan lahirnya makhluk terbaik yang pernah diciptakan Tuhan, Muhammad SAW, Tuhan mulai menjelma sebagai Allah yang seimbang. Dalam artian bahwa Allah tidak terkesan kejam seperti kepada bangsa Israel, atau terlalu Kasih seperti kepada Umat Nabi Isa as. Tidak terlalu melangit (seperti kaum filosof berbicara tentang Tuhan) dan juga tidak terlalu membumi (antropomorfisme) seperti kaum pagan berpendapat. Pendekatan aqliyahpun diijinkan dalam menemukan Allah, walaupun tetap dalam batas-batas tertentu sesuai dengan jenjang kemampuan akal seseorang. Dan tentunya, Allah dalam era Muhammad SAW sangat bisa diterima melalui penalaran orang modern. Dibuktikan dengan penjelasan keberadaan diriNya yang kadang filosofis, ditandai dengan intensitas perintah penggunaan akal dalam memaknai Ayat-ayatNya, juga penjelasan yang tidak berbelit-belit seperti termaktub dalam QS al-Ikhlas.

Pada akhirnya, penulis hanya bisa menutup tulisan ini dengan renungan. Bahwa apakah Allah yang di sembah Rasul SAW adalah Allah yang kita sembah? Tidak adakah Allah lain yang masih menjadi Tuhan dalam diri kita? Masihkah kita menuhankan harta, jabatan, dunia, syariat, golongan, partai, dan lain sebagainya?. Dan pada akhirnya, marilah kita tutup renungan ini dengan kembali bersyahadat dengan disengaja. Karena jangan-jangan, kita yang terlahir dalam keadaan Islam ini belum pernah bersyahadat dengan disengaja, dengan penuh keyakinan melalui semua software yang diciptakan Allah untuk kita, seperti akal dan hati kita. Asyhadu al Laa ilaa ha illa Allah, Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Tuhan (Allah, Al-ahad, Al-haqq, dan nama-nama lain yang termaktub dalam Al-Kitab), dan bahwa Muhammad bin Abdullah (orang Quraisy) adalah benar-benar utusan dari Allah.

Dari situlah maka, Islam yang membebaskan manusia dari segala perbudakan akan bisa terwujud. Manusia hanya tunduk pada Dia yang Satu, dan menganggap semua yang bukan Dia hanyalah makhluk yang tidak berhak di sembah dan diagungkan. Maka dari itu, akan terwujud masyarakat egaliter yang menjunjung tinggi pluralitas, perbedaan pendapat, universalitas, dan keberagaman. Karena masyarakat seperti akan menyadari bahwa tidak ada yang haq (benar), kecuali Al-haq (Yang Maha Benar)

Oleh : yoga prasetyo

Koleksi Produk Lainnya :

+ komentar + 1 komentar

28 November 2010 pukul 14.57

Test....

Posting Komentar

Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Wordpress : Blog dengan account wordpress
Name/URL : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda.

SHARETHIS

 
Copyright © 2014. BukaBaju Template - Design: Gusti Adnyana