Pesan Produk Sekarang

Menakar Eksistensi Mahasiswa Akademis dan Mahasiswa Atributif

Mahasiswa merupakan pencitraan yang paling menonjol dikalangan pemuda masa kini, tidak ada yang lebih berensi dari melebihi pencitraan terhadap mahasiswa . Kaum intelek “yah” itulah yang terlintas di benak seseorang ketika mengetahui mahasiswa ,karena pada substansinya seorang mahasiswa tumbuh di ruang lingkup akademik dan disitu digladi untuk menjadi seorang intelektual sejati.

Dengan medan intelejtual yang senantiasa menawarkan beberapa konsep dan alternative disetiap poerkembangan dan permasalahan dalam keilmuan dan lain sebaainya. Hal tersebut memunculkan anggapan yang berlebihan yakni mahasiswa disebut sebagai pelopor tumbuhnya reformasi . Dan dengan ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan, kepekaan memandang suatu realitas serta tidak goyah dalam memegang moral akademik.


Namun dari kelebihan-kelebihan tersebut kemudian tidak terlepas begitu saja dari kekurangan yang membelitnya seperti halnya mengenai psikologinya, meskipun disebut sebagai kaum intelek mereka tetap memiliki wktu yang sangat dinamis dan progresif serta peran politik mereka yang relative lebih netral.

Hal demikian pada akhirnya memposisikan mahasiswa kini psd dua piosisi yang terkadang tidak searah . Seperti Prof.Dr. Syahrin Harahap,M.A. dari buku yang beliau tulis ,menyatakan bahwa menampakan prilaku dan tindakan yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan diametral ternyata menempatkan mahasiswa kita pada dua kelempok yang berbeda yaitu; 

Kelompok pertama adalah mahasiswa dengan citra yang demikian mempesona menempatkan dirinya pada posisi garda terdepan pada garda keilmuwan, penalaran dan wawasanserta dapat mengantisipasi dan menjawab problematika social dalam lingkunganya. Kelompok kedua adalh mahasiswa yang menjadi “tersanjung” dalam pencitraan itu.

Mahasiswa yang mempunyai ghairah (komitmen) yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan memiliki rasa empati yang luar biasa tajam mengenai problematika yang dialami sebagian masyarakat. Berfikir radikal dan amat kritis hal tersebut senantiasa berproses dan berperan dalam pemikiran mereka. Pemikiran itu ada karena idelisme dengan kepekaan ilmiah ,sosial politik dan intelektualitas yang sangat tinggi.Sedangkan mahasiswa yang hanya mengikuti tren dan mencari sanjungan, mahasiswa seperti itu akrab dengan pragmatisme dan glamaourkehidupan, selayaknya bukan orang terpelajar . Dengan kebiasaan memoles wajah bak artis internasional dengan busana dan kendaraan yang begitu mewahnya . Berjalan hilir mudik layaknya mahasiswa dengan segudang kegiatan, inilah gaya perkuliahan mahasiswa-mahasiswi yang hanya mengutamakan glamour penampilanya. Pada kenyataanya mereka sebenaarnya kehilangan gairah (komitmen) dalam pengembangan ilmu pengetahuan ,kepekaan ilmiah ,sosial dan politik.

Itulah kenyataanya bahwa sebagimana mahasiswa yang berintelektual sejati kini nampak berkurang . Apakah hal ini juga dipengaruhi oleh eksistensi mahasiswa yang hanya mengejar ketenaran yang semu ???
Benarkah desas-desus bahwa kurangnya mahasiswa intelektual sejati kini tengah ditelan arus prakmatisme.

Ya…. Tidak dapat dipungkiri prakmatisme telah mencabik-cabik karakter keteladanan dan karakter untuk meneladani dari mahasiswa sejati .Oleh karena itu dengan berfikir radikal dan komitmen yang kuat mari wujudkan mahasiswa yang berkualitas intelektual yang tinggi ,menggempur prakmatisme yang kini telah menyelimuti kehidupan mahasiswa kita .Sekali lagi tinggalkan hal-hal yang berbau pragmatis dan mencari popularitas sesaat ,karena hal tersebut hanya akan melemahkan bahkan menghancurkan karakter kita sebagai seorang mahasiswa. 
Oleh : Ibnu Soleh

Koleksi Produk Lainnya :

Posting Komentar

Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Wordpress : Blog dengan account wordpress
Name/URL : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda.

SHARETHIS

 
Copyright © 2014. BukaBaju Template - Design: Gusti Adnyana