NEW PROMO

INFORMASI

Koleksi Terbaru Kami

Merubah Langit dengan Layer Masking

Sebelum menjelaskan bagaimana caranya, alangkah indahnya kita mengetahui apa sih layer masking itu ? Layer masking merupakan salah satu fitur yang paling kuat di Photoshop. Layer mask digunakan untuk menyembunyikan pixels tanpa harus menghapusnya. Bila Anda menghapus pixels, Anda akan menghapusnya secara permanen (kecuali jika Anda memiliki salinan layer asli) tetapi dengan layer masking Anda tidak hanya dapat "menghapus" pixel tetapi anda bisa membawanya kembali dan bahkan memudarkan gambar, Anda tidak akan "kehilangan" apa-apa di layer anda!

Kemudian, bagaimana cara merubah langit dari gambar berikut menjadi seperti gambar diatas?


Mari kita belajar bareng-bareng...! Buka gambar yang akan di masking. Kali ini saya hanya memerlukan 2 gambar saja. Sudah ? klu sudah, klik 2 kali pada layer tersebut untuk membuka kunci, lalu klik ok. Hasilnya akan seperti ini :

Selanjutnya buka gambar langit dan drag di lembar kerja gambar tadi. Kemudian letakkan layer gambar langit paling bawah (dibawah layer o).
Pastikan layer 0 yang aktif. Kemudian klik ikon yang saya lingkari !
Pilih eraser tool pada tool box. Pilih brush yang saya pilih ini :
Sekarang tinggal hapus langitnya. Dan selesai sudah... hasilnya seperti ini :
Anda bisa menerapkannya lebih dari 2 gambar. Tergantung kreatifitas anda ! Selamat mencoba. Good Luck...!!!



Evolusi berTuhan

Tentunya, dalam kitab-kitab yang kita imani sebagai kebenaran mutlak tak terbantahkan, seperti Alquran bagi Muslim, Bible bagi Nasrani, dan Taurat bagi Yudaisme, Tuhan yang Esa, yang menciptakan kosmos ini dari yang sebelumnya tiada menjadi ada-creatio ex nihilo- (walaupun tidak semuanya sepakat tentang hal ini), telah mengenalkan diriNya kepada umat manusia, dimulai dari zaman Adam as. sampai zaman manusia modern.

Tapi ternyata, dari berbagai zaman yang telah dilalui manusia, ternyata Tuhan yang Esa tidak menampakkan diriNya selalu sama dihadapan manusia. Kita tentu masih ingat ketika Musa as masih bertugas menyampaikan wahyuNya kepada bangsa Israel, ketika Musa as pulang dari berkhalwat di Gunung Sinnai selama 40 Hari dan menemukan umatnya telah kembali sesat dengan menyembah patung anak sapi yang dibuat oleh mereka sendiri, disertai dengan ritual-ritual pagan yang sarat akan tindakan-tindakan kebinatangan, maka Yahweh (panggilan bagi Tuhan Yang Esa untuk bangsa Yahudi) segera berfirman kepada Musa as untuk menyampaikan kepada umatnya, bahwa barangsiapa yang masih takut akan azab dari Yahweh, maka harus segera bertobat dengan cara melakukan bunuh diri massal. Subhanallah, betapa kejamnya syariat pada masa itu.

Dalam Perjanjian lama : Kitab Imamat pasal 3, dijelaskan secara rinci bagaimana Yahweh berfirman kepada Musa as tentang syariat yang harus dijalankan bangsa Israel. Syariat yang dimaksud adalah berkaitan dengan persembahan yang harus diberikan kepada Yahweh lewat para Imam. Sehingga diakhiri dengan kalimat ”inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun temurun di segala tempat kediamanmu : janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.”
Penampakan Tuhan yang begitu keras dan kejam kepada bangsa Israel pada saat itu, karena memang bangsa Israel dianggap sebagai bangsa yang keras kepala. Mereka hanya mendekati Tuhan jika dalam keadaan payah dan susah belaka, tapi selalu beradu mulut dengan para Nabi mereka setiap Tuhan berfirman lewat sabda-sabda mereka. Tidak heran jika Alquran menggambarkan bangsa Israel sebagai orang-orang yang ingkar seperti dalam QS Albaqarah : 89 ”Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu”

Hal ini bertolak belakang pada saat Isa as bertugas menyampaikan firmanNya di kota Nazareth dengan membawa misi Tauhid kepada Imperium yang masih kafir, Tuhan menampakkan diriNya begitu lembut kepada umat Nabi Isa as. Sehingga banyak para ahli mengatakan, bahwa benih-benih asketis timbul dari agama Nasrani, kemudian diteruskan kepada agama-agama lain, terutama yang serumpun (Baca: agama samawi). Bahkan, kecenderungan antropomorfisme ( penyerupaan Tuhan pada sifat-sifat manusia) dalam masa setelah Yesus wafat semakin besar. Dengan doktrin mereka yang terkenal sebagai trinitas, tiga dalam satu, yang sangat membingungkan dalam alam pikiran orang modern, terutama dalam ranah filosofis. Hal ini sekali lagi karena imbas dari terlalu ”ramah”nya Tuhan menjelma dalam nadi umat Isa as pada saat itu sebagai Tuhan yang benar-benar Maha Kasih, dan sangat minimal azab. Sehingga, kata orang Nasrani, penjelasan tentang tiga dalam satu tidak dapat dijelaskan melalui pendekatan Logis-Rasional-filosofis, namun harus malalui pendekatan asketis-subjektif-sufistis. Tidak heran jika kehidupan para pemuka agama Nasrani sangat mengekang hawa nafsu, termasuk sifat-sifat biologis manusia yang bersifat fitrah.

Ketika zaman terang benderang muncul, ditandai dengan lahirnya makhluk terbaik yang pernah diciptakan Tuhan, Muhammad SAW, Tuhan mulai menjelma sebagai Allah yang seimbang. Dalam artian bahwa Allah tidak terkesan kejam seperti kepada bangsa Israel, atau terlalu Kasih seperti kepada Umat Nabi Isa as. Tidak terlalu melangit (seperti kaum filosof berbicara tentang Tuhan) dan juga tidak terlalu membumi (antropomorfisme) seperti kaum pagan berpendapat. Pendekatan aqliyahpun diijinkan dalam menemukan Allah, walaupun tetap dalam batas-batas tertentu sesuai dengan jenjang kemampuan akal seseorang. Dan tentunya, Allah dalam era Muhammad SAW sangat bisa diterima melalui penalaran orang modern. Dibuktikan dengan penjelasan keberadaan diriNya yang kadang filosofis, ditandai dengan intensitas perintah penggunaan akal dalam memaknai Ayat-ayatNya, juga penjelasan yang tidak berbelit-belit seperti termaktub dalam QS al-Ikhlas.

Pada akhirnya, penulis hanya bisa menutup tulisan ini dengan renungan. Bahwa apakah Allah yang di sembah Rasul SAW adalah Allah yang kita sembah? Tidak adakah Allah lain yang masih menjadi Tuhan dalam diri kita? Masihkah kita menuhankan harta, jabatan, dunia, syariat, golongan, partai, dan lain sebagainya?. Dan pada akhirnya, marilah kita tutup renungan ini dengan kembali bersyahadat dengan disengaja. Karena jangan-jangan, kita yang terlahir dalam keadaan Islam ini belum pernah bersyahadat dengan disengaja, dengan penuh keyakinan melalui semua software yang diciptakan Allah untuk kita, seperti akal dan hati kita. Asyhadu al Laa ilaa ha illa Allah, Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Tuhan (Allah, Al-ahad, Al-haqq, dan nama-nama lain yang termaktub dalam Al-Kitab), dan bahwa Muhammad bin Abdullah (orang Quraisy) adalah benar-benar utusan dari Allah.

Dari situlah maka, Islam yang membebaskan manusia dari segala perbudakan akan bisa terwujud. Manusia hanya tunduk pada Dia yang Satu, dan menganggap semua yang bukan Dia hanyalah makhluk yang tidak berhak di sembah dan diagungkan. Maka dari itu, akan terwujud masyarakat egaliter yang menjunjung tinggi pluralitas, perbedaan pendapat, universalitas, dan keberagaman. Karena masyarakat seperti akan menyadari bahwa tidak ada yang haq (benar), kecuali Al-haq (Yang Maha Benar)

Oleh : yoga prasetyo

Menakar Eksistensi Mahasiswa Akademis dan Mahasiswa Atributif

Mahasiswa merupakan pencitraan yang paling menonjol dikalangan pemuda masa kini, tidak ada yang lebih berensi dari melebihi pencitraan terhadap mahasiswa . Kaum intelek “yah” itulah yang terlintas di benak seseorang ketika mengetahui mahasiswa ,karena pada substansinya seorang mahasiswa tumbuh di ruang lingkup akademik dan disitu digladi untuk menjadi seorang intelektual sejati.

Dengan medan intelejtual yang senantiasa menawarkan beberapa konsep dan alternative disetiap poerkembangan dan permasalahan dalam keilmuan dan lain sebaainya. Hal tersebut memunculkan anggapan yang berlebihan yakni mahasiswa disebut sebagai pelopor tumbuhnya reformasi . Dan dengan ketajaman analisis terhadap suatu permasalahan, kepekaan memandang suatu realitas serta tidak goyah dalam memegang moral akademik.


Namun dari kelebihan-kelebihan tersebut kemudian tidak terlepas begitu saja dari kekurangan yang membelitnya seperti halnya mengenai psikologinya, meskipun disebut sebagai kaum intelek mereka tetap memiliki wktu yang sangat dinamis dan progresif serta peran politik mereka yang relative lebih netral.

Hal demikian pada akhirnya memposisikan mahasiswa kini psd dua piosisi yang terkadang tidak searah . Seperti Prof.Dr. Syahrin Harahap,M.A. dari buku yang beliau tulis ,menyatakan bahwa menampakan prilaku dan tindakan yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan diametral ternyata menempatkan mahasiswa kita pada dua kelempok yang berbeda yaitu; 

Kelompok pertama adalah mahasiswa dengan citra yang demikian mempesona menempatkan dirinya pada posisi garda terdepan pada garda keilmuwan, penalaran dan wawasanserta dapat mengantisipasi dan menjawab problematika social dalam lingkunganya. Kelompok kedua adalh mahasiswa yang menjadi “tersanjung” dalam pencitraan itu.

Mahasiswa yang mempunyai ghairah (komitmen) yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan memiliki rasa empati yang luar biasa tajam mengenai problematika yang dialami sebagian masyarakat. Berfikir radikal dan amat kritis hal tersebut senantiasa berproses dan berperan dalam pemikiran mereka. Pemikiran itu ada karena idelisme dengan kepekaan ilmiah ,sosial politik dan intelektualitas yang sangat tinggi.Sedangkan mahasiswa yang hanya mengikuti tren dan mencari sanjungan, mahasiswa seperti itu akrab dengan pragmatisme dan glamaourkehidupan, selayaknya bukan orang terpelajar . Dengan kebiasaan memoles wajah bak artis internasional dengan busana dan kendaraan yang begitu mewahnya . Berjalan hilir mudik layaknya mahasiswa dengan segudang kegiatan, inilah gaya perkuliahan mahasiswa-mahasiswi yang hanya mengutamakan glamour penampilanya. Pada kenyataanya mereka sebenaarnya kehilangan gairah (komitmen) dalam pengembangan ilmu pengetahuan ,kepekaan ilmiah ,sosial dan politik.

Itulah kenyataanya bahwa sebagimana mahasiswa yang berintelektual sejati kini nampak berkurang . Apakah hal ini juga dipengaruhi oleh eksistensi mahasiswa yang hanya mengejar ketenaran yang semu ???
Benarkah desas-desus bahwa kurangnya mahasiswa intelektual sejati kini tengah ditelan arus prakmatisme.

Ya…. Tidak dapat dipungkiri prakmatisme telah mencabik-cabik karakter keteladanan dan karakter untuk meneladani dari mahasiswa sejati .Oleh karena itu dengan berfikir radikal dan komitmen yang kuat mari wujudkan mahasiswa yang berkualitas intelektual yang tinggi ,menggempur prakmatisme yang kini telah menyelimuti kehidupan mahasiswa kita .Sekali lagi tinggalkan hal-hal yang berbau pragmatis dan mencari popularitas sesaat ,karena hal tersebut hanya akan melemahkan bahkan menghancurkan karakter kita sebagai seorang mahasiswa. 
Oleh : Ibnu Soleh

BHAKTI SOSIAL & SOSIALISASI IT STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN

Sebagai wujud pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi ke 3 yaitu pengabdian kepada masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK Widya Pratama Pekalongan tahun 2010 melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial. Kegiatan ini merupakan yang pertama sebagai pengganti kegiatan Kemah Bhakti Mahasiswa (KBM) pada tahun 2009.
Berbeda dengan tahun lalu yang dilaksanakan hanya pada satu desa, pada tahun ini dilaksanakan pada empat desa. Tiga diantaranya berupa perbaikan TPQ/ Madrasah, serta pemberian sarana pendukung Mushola.

Kegiatan ini dilaksanakan di desa Gutomo Kec. Karanganyar, Dukuh Duren Kec. Talun, desa Wonosegoro Kec. Bandar dan desa Tegal Suruh Sragi. Masing-masing dilaksanakan pada bulan November 2010 tanggal 1 dan 30 serta bulan Oktober 2010 tanggal 6 dan 12.
Kegiatan ini terwujud berkat kerjasama Panitia, Pihak Akademik, mahasiswa baru sebagai peserta (selaku pengumpul dana), serta penduduk setempat dengan mengambil tema “Tingkatkan Kepedulian dan Wujudkan Pengabdian kepada Masyarakat”.
Kegiatan ini terwujud karena peran serta dukungan dari berbagai pihak, selain dari para mahasiswa dan dosen, penduduk , pengurus desa serta pengurus TPQ, siswa TPQ/ Madrasah pun ikut meramaikan kegiatan ini.
Selain perbaikan TPQ/ Madrasah, sosialisasi IT kepada murid-murid TPQ/ Madrasah, dan sarasehan dengan warga , pada akhir kegiatan, Panitia menyalurkan caping dan sembako kepada penduduk setempat yang diperoleh dari para mahasiswa baru ketika BIOS (Bina Orientasi Studi) 2010 atau yang lebih dikenal dengan sebutan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus).
Meskipun pelaksanaan Bhakti Sosial STMIK Widya Pratama Pekalongan merupakan perdana pada tahun 2010, namun pandangan positif serta penilaian yang cukup sukses dari berbagai pihak menjadikan kegiatan ini dapat diwujudkan kembali sebagai agenda rutinan tiap tahun.
 
Copyright © 2014. BukaBaju Template - Design: Gusti Adnyana